Kelihatannya, kisah kenaikan Yesus Kristus tidak dilihat begitu penting sebagaimana kisah kematian dan kebangkitanNya. Hal itu bisa dilihat dari sikap umat untuk menyikapinya. Kelihatannya, sepi saja. Syukur di berbagai negara, seperti Indonesia hal itu masih diperingati dan dijadikan hari libur nasional. Lain halnya di Singapura. Hari kenaikan tersebut bukan hari libur. Itulah sebabnya, kantor-kantor dibuka seperti biasanya. Sebagian theolog memang melihat hari kenaikan tersebut tidak begitu penting. Bahkan ada yang meragukan dan menolak peristiwa tsb dan menganggapnya hanya sebagai karangan dan dongeng dari Gereja mula-mula. Apa alasan mereka? Tentu ada, dan mungkin banyak; antara lain, mereka mengatakan bahwa hal itu tidak ditemukan secara jelas tertulis dalam keempat Injil.
Baca: KATA MUTIARA UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI KENAIKAN TUHAN YESUS 2022
Lalu apa dasarnya menerima dan mempercayai hari kenaikan tersebut? Sebenarnya, jika mau mempercayainya, ada satu bagian Alkitab yang sangat jelas menuliskan kisah tsb. Dokter Lukas dengan sangat jelas dan cukup detail menuliskan kisah tersebut pada volume kedua dari tulisannya, yaitu pada Kisah Para Rasul 1:6-11.
Berdasarkan kisah artikel hanyacoretankami.blogspot.com di atas, kita dapat belajar beberapa hal penting.
Menarik sekali bagaimana dokter Lukas memulai kitab Kisah Para Rasul tersebut. Dia menulis: “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat (1:1-2).
Jadi, dokter Lukas tidak hanya menulis penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi Sampai Pada hari Isa Almasih Terangkat.
Dalam ayat berikutnya kita membaca bagaimana kisah kebangkitan Yesus merupakan satu fakta sejarah, dan bukan ilusi semata. Hal itu dengan jelas dinyatakan dengan pembuktian Yesus sendiri bahwa Dia hidup. Hal itu juga menjadi sorotan dokter Lukas, seolah-olah dia sedang mengantisipasi adanya orang-orang yang meragukan dan menolak kebangkitan tersebut.
“Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia Membuktukan, bahwa Ia Hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Penampakan diri dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama 40 hari dan kepada orang yang berbeda-beda, tentu jauh dari tuduhan sementara orang, bahwa itu adalah halusinasi.
Dengan demikian, kita melihat bahwa kenaikan Yesus tersebut menjadi Pembuktian selanjutnya bahwa Yesus yang mati itu, benar-benar telah bangkit; karena hanya orang yang sudah bangkitlah dapat naik ke surga. Tanpa kebangkitan tidak akan pernah ada kenaikan. Jadi, Yesus bukan saja bangkit dari kubur, sesuatu yang belum dimiliki oleh pendiri-pendiri agama lain.
Tapi lebih penting dari itu, Dia juga telah naik ke surga. Dia naik melampaui segala sesuatu. Dengan demikian, apa yang diberitakanNya selama 40 hari secara terus menerus, yaitu tentang Kerajaan Allah, bukanlah sebuah ilusi atau impian semata. Dalam kenyataannya, apa yang Dia khotbah tersebut, sebentar lagi, Dia akan dan sedang menuju ke sana.
Di dalam Lukas ayat 9 kita membaca: “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka”. Jadi, kita membaca bahwa Tuhan Yesus terangkat “sesudah Ia mengatakan demikian”.
Mengatakan apa? Jawabnya ada pada ayat 8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi Saksiku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Dengan perkataan lain, pesan atau perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus Sebelum kenaikanNya ke surga adalah agar menjadi saksiNya. Hal itu dimulai dari tempat di mana mereka berada (Yerusalem), meluas ke seluruh propinsi (Judea) hingga seluruh bumi.
Penting untuk diamati bahwa kota Samaria, yang biasanya dihindari oleh orang-orang Yahudi juga disebut. Dengan demikian, tidak ada daerah atau kota di mana Injil tidak diberitakan.
Jadi, dari hal yang diucap sebagaimana disebutkan hanyacoretankami.blogspot.com diatas, kita melihat bahwa penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada atau tidak. Tugas memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah Keharusan. Hal itu juga yang pernah ditegaskan oleh salah seorang rasul besar bernama Paulus. “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor.9:16b).
Kiranya kenyataan itu cukup bagi kita untuk menyingkirkan segala teori dan usaha untuk mengurangi semangat kita untuk memberitakan Injil. Kiranya perintah Tuhan Yesus yang diberikan Persis sebelum kenaikanNya ke surga kita nilai dan sikapi Semakin serius serius. Dengan demikian pada hari raya kenaikan Isa Almasih, dengan segala doa, dana dan daya, kita kerahkan untuk meresponi perintah Tuhan Yesus kita.
Jika kita amati pasal-pasal berikutnya, memang kita melihat bagaimana rasul-rasul dan orang percaya sangat serius melakukan tugas penginjilan tersebut. Karena itulah kita dapat membaca statistik Lukas mengenai pertumbuhan Gereja yang sedemikian pesat.
Lukas memulai dengan 120 orang (Kis.1:15), selanjutnya sebagai hasil KKR (kebaktian kebanguna rohani) yang dipimpin rasul Petrus, jemaat menjadi 3000 (tiga ri bu) jiwa (2:41). Jumlah tersebut meningkat lagi secara tajam menjadi “kira-kira 5000 (lima ribu) orang LAKI-LAKI” (4:4).
Jadi, jumlah besar tersebut, belum termasuk perempuan. Pertumbuhan jemaat terus terjadi. Karena itu, rupanya, dokter Lukas kewalahan untuk memberikan statistik detail. Itulah sebabnya, jumlah angka yang jelas, terakhir kita temukan pada Kisah 4 tersebut, di mana selanjutnya dokter Lukas menggunakan istilah “jumlah murid makin bertambah” (6:1)
Selanjutnya, dari kisah tersebut di artikel hanyacoretankami.blogspot.com diatas, kita perlu mewaspadai hal berikut.
Kita membaca satu Pertanyaan Unik yang diberikan kepada Yesus. "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?". Pertanyaan tersebut diberikan bukan pada awal pelayanan Yesus, tetapi justru di akhir, yaitu pada saat-saat terakhir di mana kenaikan Yesus tinggal dalam hitungan detik.
Apakah yang ada dalam pikiran orang banyak ketika itu? Soal pemulihan Kerajaan Israel! Bukan soal Kerajaan Allah, sebagaimana hal itu terus menerus ditegaskan dan ditekankan Yesus selama sisa 40 (empat puluh) hari Dia tinggal di dunia. Sungguh menyedihkan.
Dengan perkataan lain, orang yang berkumpul di situ hingga detik terakhir mereka bersama Yesus masih terus menerus berpusat kepada hal-hal duniawi, bukan kepada hal-hal surgawi. Itulah sebabnya kemudian Tuhan Yesus menegur mereka dan untuk saat terakhir kembali mengarahkan hati dan pikiran mereka kepada Kerajaan Allah, yaitu untuk memberitakan Injil.
Hal tersebut juga menjadi pelajaran dan koreksi bagi kita agar kita memeriksa diri kita masing-masing. Setelah kita mengenal Tuhan Yesus dan mendengar segala pengajaranNya, sejauh mana hati dan pikiran kita semakin menyatu dengan visi dan ambisi ilahi. Sejauh mana hati kita bersemangat serta berkobar-kobar dalam hal Penggenapan Kerajaan Allah tersebut.
Baca: KATA UCAPAN SELMAT HARI KENAIKAN ISA ALMASIH 2022
Apakah doa, dana dan diri kita sudah semakin terpusat untuk hal itu? Jika ternyata, kita masih memiliki ambisi duniawi bahkan semakin dikuasai oleh ambisi-ambisi demikian, biarlah kita dengan segera membuang dan meninggalkan itu dan dengan segala kerendahan hati memohon rahmatNya agar RohNya bekerja menguasai diri kita untuk hidup menjadi saksiNya.
Baca: KATA MUTIARA UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI KENAIKAN TUHAN YESUS 2022
Lalu apa dasarnya menerima dan mempercayai hari kenaikan tersebut? Sebenarnya, jika mau mempercayainya, ada satu bagian Alkitab yang sangat jelas menuliskan kisah tsb. Dokter Lukas dengan sangat jelas dan cukup detail menuliskan kisah tersebut pada volume kedua dari tulisannya, yaitu pada Kisah Para Rasul 1:6-11.
Berdasarkan kisah artikel hanyacoretankami.blogspot.com di atas, kita dapat belajar beberapa hal penting.
Kenaikan Yesus Kristus menegaskan akan fakta kebangkitanNya.
Dengan sangat jelas dokter Lukas menuliskan bahwa kenaikan Tuhan Yesus tersebut merupakan satu kesatuan dengan kematian dan kebangkitanNya. Hal itulah yang ditulisnya, menjadi latar belakang dari kisah kenaikan tersebut.Menarik sekali bagaimana dokter Lukas memulai kitab Kisah Para Rasul tersebut. Dia menulis: “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat (1:1-2).
Jadi, dokter Lukas tidak hanya menulis penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi Sampai Pada hari Isa Almasih Terangkat.
Dalam ayat berikutnya kita membaca bagaimana kisah kebangkitan Yesus merupakan satu fakta sejarah, dan bukan ilusi semata. Hal itu dengan jelas dinyatakan dengan pembuktian Yesus sendiri bahwa Dia hidup. Hal itu juga menjadi sorotan dokter Lukas, seolah-olah dia sedang mengantisipasi adanya orang-orang yang meragukan dan menolak kebangkitan tersebut.
“Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia Membuktukan, bahwa Ia Hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Penampakan diri dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama 40 hari dan kepada orang yang berbeda-beda, tentu jauh dari tuduhan sementara orang, bahwa itu adalah halusinasi.
Dengan demikian, kita melihat bahwa kenaikan Yesus tersebut menjadi Pembuktian selanjutnya bahwa Yesus yang mati itu, benar-benar telah bangkit; karena hanya orang yang sudah bangkitlah dapat naik ke surga. Tanpa kebangkitan tidak akan pernah ada kenaikan. Jadi, Yesus bukan saja bangkit dari kubur, sesuatu yang belum dimiliki oleh pendiri-pendiri agama lain.
Tapi lebih penting dari itu, Dia juga telah naik ke surga. Dia naik melampaui segala sesuatu. Dengan demikian, apa yang diberitakanNya selama 40 hari secara terus menerus, yaitu tentang Kerajaan Allah, bukanlah sebuah ilusi atau impian semata. Dalam kenyataannya, apa yang Dia khotbah tersebut, sebentar lagi, Dia akan dan sedang menuju ke sana.
Kisah Kenaikan Kristus menunjukkan betapa pentingnya tugas memberitakan Injil.
Kisah kenaikan Isa Almasih menunjukkan betapa pentingnya tugas memberitakan Injil, hal itu terlihat dengan sangat jelas di dalam cara dan metode penulisan Lukas.Di dalam Lukas ayat 9 kita membaca: “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka”. Jadi, kita membaca bahwa Tuhan Yesus terangkat “sesudah Ia mengatakan demikian”.
Mengatakan apa? Jawabnya ada pada ayat 8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi Saksiku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Dengan perkataan lain, pesan atau perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus Sebelum kenaikanNya ke surga adalah agar menjadi saksiNya. Hal itu dimulai dari tempat di mana mereka berada (Yerusalem), meluas ke seluruh propinsi (Judea) hingga seluruh bumi.
Penting untuk diamati bahwa kota Samaria, yang biasanya dihindari oleh orang-orang Yahudi juga disebut. Dengan demikian, tidak ada daerah atau kota di mana Injil tidak diberitakan.
Jadi, dari hal yang diucap sebagaimana disebutkan hanyacoretankami.blogspot.com diatas, kita melihat bahwa penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada atau tidak. Tugas memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah Keharusan. Hal itu juga yang pernah ditegaskan oleh salah seorang rasul besar bernama Paulus. “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor.9:16b).
Kiranya kenyataan itu cukup bagi kita untuk menyingkirkan segala teori dan usaha untuk mengurangi semangat kita untuk memberitakan Injil. Kiranya perintah Tuhan Yesus yang diberikan Persis sebelum kenaikanNya ke surga kita nilai dan sikapi Semakin serius serius. Dengan demikian pada hari raya kenaikan Isa Almasih, dengan segala doa, dana dan daya, kita kerahkan untuk meresponi perintah Tuhan Yesus kita.
Jika kita amati pasal-pasal berikutnya, memang kita melihat bagaimana rasul-rasul dan orang percaya sangat serius melakukan tugas penginjilan tersebut. Karena itulah kita dapat membaca statistik Lukas mengenai pertumbuhan Gereja yang sedemikian pesat.
Lukas memulai dengan 120 orang (Kis.1:15), selanjutnya sebagai hasil KKR (kebaktian kebanguna rohani) yang dipimpin rasul Petrus, jemaat menjadi 3000 (tiga ri bu) jiwa (2:41). Jumlah tersebut meningkat lagi secara tajam menjadi “kira-kira 5000 (lima ribu) orang LAKI-LAKI” (4:4).
Jadi, jumlah besar tersebut, belum termasuk perempuan. Pertumbuhan jemaat terus terjadi. Karena itu, rupanya, dokter Lukas kewalahan untuk memberikan statistik detail. Itulah sebabnya, jumlah angka yang jelas, terakhir kita temukan pada Kisah 4 tersebut, di mana selanjutnya dokter Lukas menggunakan istilah “jumlah murid makin bertambah” (6:1)
Selanjutnya, dari kisah tersebut di artikel hanyacoretankami.blogspot.com diatas, kita perlu mewaspadai hal berikut.
Kita membaca satu Pertanyaan Unik yang diberikan kepada Yesus. "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?". Pertanyaan tersebut diberikan bukan pada awal pelayanan Yesus, tetapi justru di akhir, yaitu pada saat-saat terakhir di mana kenaikan Yesus tinggal dalam hitungan detik.
Apakah yang ada dalam pikiran orang banyak ketika itu? Soal pemulihan Kerajaan Israel! Bukan soal Kerajaan Allah, sebagaimana hal itu terus menerus ditegaskan dan ditekankan Yesus selama sisa 40 (empat puluh) hari Dia tinggal di dunia. Sungguh menyedihkan.
Dengan perkataan lain, orang yang berkumpul di situ hingga detik terakhir mereka bersama Yesus masih terus menerus berpusat kepada hal-hal duniawi, bukan kepada hal-hal surgawi. Itulah sebabnya kemudian Tuhan Yesus menegur mereka dan untuk saat terakhir kembali mengarahkan hati dan pikiran mereka kepada Kerajaan Allah, yaitu untuk memberitakan Injil.
Hal tersebut juga menjadi pelajaran dan koreksi bagi kita agar kita memeriksa diri kita masing-masing. Setelah kita mengenal Tuhan Yesus dan mendengar segala pengajaranNya, sejauh mana hati dan pikiran kita semakin menyatu dengan visi dan ambisi ilahi. Sejauh mana hati kita bersemangat serta berkobar-kobar dalam hal Penggenapan Kerajaan Allah tersebut.
Baca: KATA UCAPAN SELMAT HARI KENAIKAN ISA ALMASIH 2022
Apakah doa, dana dan diri kita sudah semakin terpusat untuk hal itu? Jika ternyata, kita masih memiliki ambisi duniawi bahkan semakin dikuasai oleh ambisi-ambisi demikian, biarlah kita dengan segera membuang dan meninggalkan itu dan dengan segala kerendahan hati memohon rahmatNya agar RohNya bekerja menguasai diri kita untuk hidup menjadi saksiNya.
Post a Comment for "Pentingnya Kenaikan Yesus Kristus"