Makna dan Sejarah Hari Raya Kuningan hanyacoretankami.blogspot.com - Hari Raya Kuningan adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap 10 Hari setelah perayaan Galungan. Hari raya ini jatuh pada jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari sekali, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari) dalam Kalender Hindu.
Satu bulan kalender Bali berjumlah 35 hari, karena perhitungannya berdasarkan pertemuan antara Panca Wara yang berjumlah 5, Sapta Wara berjumlah 7 dan Pawukon yang berjumlah 30. Hari Raya Kuningan, salah satu hari besar Agama Hindu ini dilaksanakan bertepatan 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan.
Pada tahun 2022 sendiri tepatnya jatuh pada hari Jumat tanggal 18 Juni 2022. Sedangkan rangkaian Upacara sudah dimulai 25 hari sebelum Galungan dengan Tumpek Wariga. Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin.
Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali.
Rangkaian Hari Raya Kuningan dimulai lima hari setelah Galungan. Rangkaian tersebut berupa Pemacekan Agung, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan lalu puncak perayaannya adalah Hari Raya Kuningan. Setelahnya ada Manis Kuningan. Rentetan perayaan terakhir adalah saat hari Pegat Tuwakan yaitu 32 hari setelah Kuningan bertepatan pada hari Buda (Rabu) Kliwon wuku Pahang.
Saat Hari Raya Kuningan Umat HIndu akan menghaturkan persembahan kepada para leluhur memohon kemakmuran, perlindungan, keselamatan dan juga tuntunan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sejumlah sarana (jejahitan) yang digunakan dalam perlengkapan upacara di Hari Raya Kuningan ini cukup spesial. Sarana mengandung filosofi dari sebuah simbol yang wajib digunakan. Alat upacara atau sarana yang paling khas dalam perayaan Kuningan adalah Tamiang.
Sarana ini berbentuk bulat seperti perisai dirajut dengan indah dari janur yang menyimbolkan sebuah tameng yang menjadi perisai dalam perang. Tamiang sendiri dimaknai sebagai perlindungan diri karena bentuknya seperti perisai. Bentuknya yang dibulat dipahami juga sebagai lambang Dewata Nawa Sanga yang merupakan penguasa sembilan arah mata angin.
Ada pula Endongan yang bentuknya seperti sebuah kompek atau tas yang berisi perbekalan sebagai simbol dari bekal. Kemudian ada sarana Ter yang merupakan simbol dari panah yang berarti senjata untuk kelengkapan perang dalam kehidupan ini.
Senjata paling ampuh adalah ketenangan pikiran Sarana Sampian gantung adalah simbol penolak bala. Sedangkan nasi kuning sebagai lambang kemakmuran
hanyacoretankami.blogspot.com mengucapkan selamat Hari raya Galungan dan Kuningan 8 - 18 Juni 2022!
Satu bulan kalender Bali berjumlah 35 hari, karena perhitungannya berdasarkan pertemuan antara Panca Wara yang berjumlah 5, Sapta Wara berjumlah 7 dan Pawukon yang berjumlah 30. Hari Raya Kuningan, salah satu hari besar Agama Hindu ini dilaksanakan bertepatan 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan.
Pada tahun 2022 sendiri tepatnya jatuh pada hari Jumat tanggal 18 Juni 2022. Sedangkan rangkaian Upacara sudah dimulai 25 hari sebelum Galungan dengan Tumpek Wariga. Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin.
Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali.
Rangkaian Hari Raya Kuningan dimulai lima hari setelah Galungan. Rangkaian tersebut berupa Pemacekan Agung, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan lalu puncak perayaannya adalah Hari Raya Kuningan. Setelahnya ada Manis Kuningan. Rentetan perayaan terakhir adalah saat hari Pegat Tuwakan yaitu 32 hari setelah Kuningan bertepatan pada hari Buda (Rabu) Kliwon wuku Pahang.
Saat Hari Raya Kuningan Umat HIndu akan menghaturkan persembahan kepada para leluhur memohon kemakmuran, perlindungan, keselamatan dan juga tuntunan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sejumlah sarana (jejahitan) yang digunakan dalam perlengkapan upacara di Hari Raya Kuningan ini cukup spesial. Sarana mengandung filosofi dari sebuah simbol yang wajib digunakan. Alat upacara atau sarana yang paling khas dalam perayaan Kuningan adalah Tamiang.
Sarana ini berbentuk bulat seperti perisai dirajut dengan indah dari janur yang menyimbolkan sebuah tameng yang menjadi perisai dalam perang. Tamiang sendiri dimaknai sebagai perlindungan diri karena bentuknya seperti perisai. Bentuknya yang dibulat dipahami juga sebagai lambang Dewata Nawa Sanga yang merupakan penguasa sembilan arah mata angin.
Ada pula Endongan yang bentuknya seperti sebuah kompek atau tas yang berisi perbekalan sebagai simbol dari bekal. Kemudian ada sarana Ter yang merupakan simbol dari panah yang berarti senjata untuk kelengkapan perang dalam kehidupan ini.
Senjata paling ampuh adalah ketenangan pikiran Sarana Sampian gantung adalah simbol penolak bala. Sedangkan nasi kuning sebagai lambang kemakmuran
hanyacoretankami.blogspot.com mengucapkan selamat Hari raya Galungan dan Kuningan 8 - 18 Juni 2022!
Post a Comment for "SELAMAT HARI RAYA KUNINGAN 2022"